Di Indonesia fenomena ziarah kubur banyak kita jumpai, sebut saja makam para Wali Songo, sebagai (orang-orang yang turut) menyebarkan agama Islam di Indonesia, tidak pernah sepi dari para peziarah. Tapi di sisi lain ada yang menyebutkan bahwa kegiatan ini termasuk syirik. Nah loh, oleh karena hal itu kita pelajari bersama-sama secara mendalam. Kenapa? karena syirik kita sepakati adalah dosa yang paling besar (seperti tersebut dalam AlQuran dan Hadits), lebih besar daripada membunuh.
Kuburan merupakan salah satu ajang kekufuran dan kesyirikan di masa jahiliyah. Terbukti hal yang demikian dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَفَرَأَيْتُمُ الاَّتَ وَالْعُزَّى وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ اْلأُخْرَى أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ اْلأُنْثَى تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيْزَى
 “Apakah patut kamu 
 (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lata dan  Al-’Uzza dan Manat  
yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak  perempuan Allah).  
Apakah patut untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk  Allah anak  
perempuan. Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang  tidak adil.” (An-Najm: 19-22)
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan: “Allah Subhanahu wa  Ta’ala mencerca kaum musyrikin dengan  
peribadatan mereka kepada  patung-patung, tandingan-tandingan bagi Allah
  dan berhala-berhala, di  mana mereka memberikan rumah-rumah untuk  
menyaingi Ka’bah yang telah  dibangun oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Bagaimana pendapat kalian tentang Al-Lata”. Al-Lata adalah sebutan untuk batu yang terukir di mana di atasnya dibangun rumah dan berada di kota Thaif. Ia memiliki kelambu dan juru kunci dan di sekitarnya terdapat halaman yang diagungkan oleh penduduk Thaif, yaitu kabilah Tsaqif dan yang mengikuti mereka. Mereka berbangga-bangga dengannya di hadapan seluruh kabilah Arab kecuali Quraisy.”
“Bagaimana pendapat kalian tentang Al-Lata”. Al-Lata adalah sebutan untuk batu yang terukir di mana di atasnya dibangun rumah dan berada di kota Thaif. Ia memiliki kelambu dan juru kunci dan di sekitarnya terdapat halaman yang diagungkan oleh penduduk Thaif, yaitu kabilah Tsaqif dan yang mengikuti mereka. Mereka berbangga-bangga dengannya di hadapan seluruh kabilah Arab kecuali Quraisy.”
Kemudian beliau berkata:
“Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, Mujahid, Rabi’ bin Anas mereka membaca (الاَّتَ) dengan ditasydidkan taa (تَّ) dan mereka menafsirkannya dengan: “Seseorang yang mengadoni gandum untuk para jamaah haji di masa jahiliyyah. Tatkala dia meninggal, mereka i’tikaf di kuburannya lalu menyembahnya.”
“Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, Mujahid, Rabi’ bin Anas mereka membaca (الاَّتَ) dengan ditasydidkan taa (تَّ) dan mereka menafsirkannya dengan: “Seseorang yang mengadoni gandum untuk para jamaah haji di masa jahiliyyah. Tatkala dia meninggal, mereka i’tikaf di kuburannya lalu menyembahnya.”
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah  
mengatakan:
Telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata tentang firman Allah “Al-Latta dan Al-’Uzza.”: “Al-Latta adalah seseorang yang menjadikan gandum untuk para jamaah haji.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/35, lihat Tafsir Al-Qurthubi, 9/66, Ighatsatul Lahfan, 1/184)
Telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata tentang firman Allah “Al-Latta dan Al-’Uzza.”: “Al-Latta adalah seseorang yang menjadikan gandum untuk para jamaah haji.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/35, lihat Tafsir Al-Qurthubi, 9/66, Ighatsatul Lahfan, 1/184)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih 
Al-’Utsaimin rahimahullah mengatakan: 
“Al-Latta dengan bacaan ditasydidkan huruf taa adalah bacaan Ibnu ‘Abbas berdasarkan bacaan ini berarti isim fa’il (bentuk subyek) dari kata ‘latta’ (yang berbentuk) patung, ini asalnya adalah seseorang yang mengadoni tepung untuk para jamaah haji yang dicampur dengan minyak samin lalu dimakan oleh para jamaah haji. Tatkala dia mati, orang-orang i’tikaf di kuburnya lalu mereka menjadikannya sebagai berhala.” (Qaulul Mufid, 1/253)
“Al-Latta dengan bacaan ditasydidkan huruf taa adalah bacaan Ibnu ‘Abbas berdasarkan bacaan ini berarti isim fa’il (bentuk subyek) dari kata ‘latta’ (yang berbentuk) patung, ini asalnya adalah seseorang yang mengadoni tepung untuk para jamaah haji yang dicampur dengan minyak samin lalu dimakan oleh para jamaah haji. Tatkala dia mati, orang-orang i’tikaf di kuburnya lalu mereka menjadikannya sebagai berhala.” (Qaulul Mufid, 1/253)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:  
“Termasuk dari tipu daya setan yang telah menimpa mayoritas orang sehingga tidak ada seorangpun yang selamat-kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah- yaitu “Apa-apa yang telah dibisikkan para setan kepada wali-walinya berupa fitnah kuburan.” (Ighatsatul Lahfan, 1/182)
“Termasuk dari tipu daya setan yang telah menimpa mayoritas orang sehingga tidak ada seorangpun yang selamat-kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah- yaitu “Apa-apa yang telah dibisikkan para setan kepada wali-walinya berupa fitnah kuburan.” (Ighatsatul Lahfan, 1/182)
Yang mengawali terjadinya fitnah besar  
ini adalah kaum Nabi Nuh  ‘alaihissalam sebagaimana telah diberitakan  
oleh Allah Subhanahu wa  Ta’ala tentang mereka:
قَالَ نُوْحٌ رَبِّ إِنَّهُمْ عَصَوْنِي وَاتَّبَعُوْا مَنْ لَمْ يَزِدْهُ مَالُهُ وَوَلَدُهُ إِلاَّ خَسَارًا وَمَكَرُوْا مَكْرًا كُبَّارًا وَقَالُوْا لاَ تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلاَ تَذَرُنَّ وَدًّا وَلاَ سُوَاعًا وَلاَ يَغُوْثَ وَيَعًوْقَ وَنَسْرًا وَقَدْ أَضَلُّوْا كَثِيْرًا وَلاَ تَزِدِ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ ضَلاَلاً
 “Nuh berkata: Ya  
Rabbku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan  telah mengikuti  
orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah  kepadanya  
melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yang amat  besar. Dan
  mereka berkata jangan sekali-kali kamu meninggalkan  (penyembahan)  
tuhan-tuhan kalian dan jangan pula sekali-kali kalian  meninggalkan  
(penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwa’, Yaghuts, Yauq  dan Nasr. Dan 
 sesungguhnya mereka menyesatkan kebanyakan manusia. Dan  janganlah  
Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain  kesesatan.” (Nuh: 21-24)
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma dalam  
riwayat Al-Bukhari menyatakan: 
“Mereka adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam. Ketika orang-orang shalih itu mati, tampillah setan menyampaikan kepada orang-orang agar mendirikan di majelis-majelis mereka gambar orang-orang shalih tersebut dan namakanlah dengan nama-nama mereka! Orang-orang pun melakukan hal tersebut dan belum disembah, sampai ketika mereka meninggal dan ilmu semakin dilupakan, maka gambar-gambar itu pun disembah.”
“Mereka adalah nama-nama orang shalih dari kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam. Ketika orang-orang shalih itu mati, tampillah setan menyampaikan kepada orang-orang agar mendirikan di majelis-majelis mereka gambar orang-orang shalih tersebut dan namakanlah dengan nama-nama mereka! Orang-orang pun melakukan hal tersebut dan belum disembah, sampai ketika mereka meninggal dan ilmu semakin dilupakan, maka gambar-gambar itu pun disembah.”
Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan:  
“Bukan hanya satu ulama salaf yang mengatakan: ‘Mereka adalah orang-orang shalih dari kaum Nuh. Tatkala mereka meninggal, orang-orang i’tikaf di kubur-kubur mereka lalu membuat patung-patung tersebut hingga masa yang sangat panjang, lalu menjadi sesembahan.” Kemudian beliau mengatakan: “Mereka telah menghimpun dua fitnah yaitu fitnah kubur dan fitnah menggambar.” (Ighatsatul Lahfan, 1/184)
“Bukan hanya satu ulama salaf yang mengatakan: ‘Mereka adalah orang-orang shalih dari kaum Nuh. Tatkala mereka meninggal, orang-orang i’tikaf di kubur-kubur mereka lalu membuat patung-patung tersebut hingga masa yang sangat panjang, lalu menjadi sesembahan.” Kemudian beliau mengatakan: “Mereka telah menghimpun dua fitnah yaitu fitnah kubur dan fitnah menggambar.” (Ighatsatul Lahfan, 1/184)
Loh kok disamain sih, kan orang zaman dahulu menyembah patung, itu  jelas-jelas perbuatan syirik?
Sisi persamaan disini pada pengagungan  
yang berlebihan terhadap orang  yang sholeh. Awalnya mereka para orang  
shalih tidak disembah. Seperti  juga keadaan makam-makam yang dianggap  
keramat, bermacam-macam tanggapan  orang. Ada yang hanya digunakan  
sebagai tempat berdoa kepada Allah,  mencari barokah, mencari petunjuk, 
 mensucikan pusaka, selamatan, dan  banyak yang lainnya. Coba kita  
cermati dan renungkan.
Kan di kuburan kita tidak beribadah kepada kuburan itu, hanya berdoa  kepada Allah
Mari kita baca hadits-hadits berikut ini:Hadits Abu Martsad Al Ghanawi, Rasulullah bersabda:
لاَتُصَلُّوا إِلَى الْقُبُور
“Janganlah kalian shalat menghadap ke kubur.” (HR. Muslim)Hadits Anas bin Malik:
أَنَّ النَّبِيَّ نَهَى عَنِ الصَّلاَةِ بَيْنَ الْقُبُورِ
“Sesungguhnya Nabi Muhammad melarang shalat diantara kuburan-kuburan.” (HR. Al Bazzar no. 441, Ath Thabrani di Al Ausath 1/280)Hadits Abu Sa’id Al Khudri
الأََرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلاَّ الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ
“Bumi dan seluruhnya adalah masjid kecuali kuburan dan kamar mandi.” (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi, Ibnu Majah)لاَتَجْعَلُوا بُيُوْتَكُمْ قُبُوْرًا وَلاَ تَجْعَلُوا قَبْرِيْ عِيْدًا وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّ صَلاَتَكُمْ تَبْلُغُنِيْ حَيْثُ كُنْتُمْ
 “Janganlah kalian  
menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan dan  jangan pula kalian  
menjadikan kuburanku sebagai tempat yang selalu  dikunjungi. Karena di  
manapun kalian bershalawat untukku, akan sampai  kepadaku.” (HR. Abu  
Dawud)
Dan jenis perbuatan ini pun juga masuk dalam larangan sabda Rasulullah :
لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيآئِهِمْ مَسَاجِدَ
 “Allah melaknat  
orang-orang Yahudi dan Nashara karena mereka menjadikan  kuburan nabi  
mereka sebagai masjid-masjid.” (HR. Al-Bukhari, 3/156,  Muslim, 2/67 dan
  lainnya)
Karena makna menjadikan kuburan sebagai  
masjid mencakup membangun masjid  di atas kuburan dan juga mencakup  
menjadikan kuburan sebagai tempat  sujud (ibadah) ataupun berdo’a  
walaupun tidak ada bangunan di atasnya.  Kecuali berdo’a untuk si mayit,
  karena inilah yang dianjurkan dalam  agama. (Lihat Ahkamul Jana’iz 
hal.  279 karya Asy Syaikh Al Albani dan Al  Qaulul Mufid 1/396)
Ketika berdoa di kuburan, kami hanya menjadikan para wali sebagai perantara (tawasul) kepada Allah.
Jika perbuatan ini benar, niscaya tidak  
akan ditinggal oleh para  shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  
kepada kuburan imam para  Rasul yaitu Rasulullah Muhammad Shallallahu  
‘alaihi wa sallam. Mereka  tentu akan berlomba-lomba untuk melakukannya 
 dan tentu akan teriwayatkan  dari mereka setelah itu. Berdasarkan sisi 
 ini jelas bahwa perbuatan ini  diada-adakan, termasuk perkara baru dan 
 merupakan satu kebid’ahan di  dalam agama. Rasulullah Shallallahu  
‘alaihi wa sallam mengatakan:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُناَ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang melakukan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka dia tertolak.” (HR. Muslim dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha).Loh ada syariat Rasulullah untuk berziarah kubur…!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ ، فَزُوْرُوْهَا لِتَذْكِرِكُمْ زِيَارَتُهَا خَيْراً
“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, (kini) berziarahlah, agar ziarah kubur itu mengingatkanmu berbuat kebajikan.” (HR. Ahmad, hadits sahih)“Ziarahilah kuburan karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kepada kematian.”(Muslim)
Memang benar bahwasanya Rasulullah  
mensyariatkan untuk ziarah kubur,  tapi dari hadits-hadits diatas kita  
bisa menyimpulkan bahwa tujuan dari  ziarah kubur adalah mengingatkan  
kepada kematian, mendoakan si mayit,  dan amalan sunnah lainnya. Bukan  
untuk sholat, membaca Al-Quran, berdoa  untuk dirinya dengan perantara  
si mayit, menabur bunga, memberikan  sesaji, dan hal-hal yang dilarang  
lainnya.
Aku (‘Aisyah) berkata : 
“Apa yang harus aku ucapkan kepada mereka (penghuni kuburan) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Katakanlah : Semoga keselamatan tercurah bagi para penghuni kuburan ini dari kalangan Mukminin dan Muslimin. Dan semoga Allah merahmati orang yang terdahulu dan orang yang belakangan dari kita. Dan kami Insya Allah akan menyusul kalian.” (HR. Muslim, An Nasa’i, Abdurrazzaq, dan Ahmad)
“Apa yang harus aku ucapkan kepada mereka (penghuni kuburan) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Katakanlah : Semoga keselamatan tercurah bagi para penghuni kuburan ini dari kalangan Mukminin dan Muslimin. Dan semoga Allah merahmati orang yang terdahulu dan orang yang belakangan dari kita. Dan kami Insya Allah akan menyusul kalian.” (HR. Muslim, An Nasa’i, Abdurrazzaq, dan Ahmad)
لاَ تُصَلُّوْا إِلَى الْقُبُوْرِ وَ لاَ تَجْلِسُوْا عَلَيْهَا
“Janganlah kalian shalat menghadap kuburan dan jangan pula duduk di atasnya.” (HR. Muslim)وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Dan hendaklah mereka melakukan tha’waf di sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah, Ka’bah).” (AI-Hajj: 29). Tidak thawaf di kuburan.لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِيْ تـُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim)وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (١٠٦)
 “Dan janganlah kamu 
menyembah apa yang tidak  memberi manfaat dan tidak  (pula) memberi 
mudharat kepadamu selain  Allah, sebab jika kamu berbuat  (yang 
demikian) itu, maka sesungguhnya  kamu kalau begitu termasuk  
orang-orang yang zhalim.” (Yunus: l06)
(Orang-orang yang zhalim adalah musyrikin).Dilarang membangun di atas kuburan atau menulis sesuatu dari Al-Quran atau syair di atasnya. Sebab hal itu dilarang,
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ  الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
 melarang untuk mengapur   kuburan, duduk di atasnya dan membuat 
bangunan di atasnya.” (HR. Muslim,   3/62, Ibnu Abi Syaibah 4/134, 
At-Tirmidzi 2/155, dishahihkan oleh   Al-Imam Ahmad, 3/339 dan 399).
Cukup meletakkan sebuah batu setinggi  
satu jengkal, untuk menandai  kuburan. Dan itu sebagaimana yang  
dilakukan Rasulullah shallallahu  ‘alaihi wasallam ketika meletakkan  
sebuah batu di atas kubur Utsman bin  Mazh’un, lantas beliau bersabda,
أَتَعَلـَّمُ عَلَى قَبْرِ أَخِيْ
“Aku memberikan tanda di atas kubur saudaraku.” (HR. Abu Daud, dengan sanad hasan).لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوْا قُبُوْرَ أَنْبِيآئِهِمْ مَسَاجِدَ
 “Allah melaknat 
orang-orang Yahudi dan Nashrani  karena mereka menjadikan  kuburan nabi 
mereka sebagai sebagai  masjid-masjid.” (HR. Al-Bukhari,  3/156, 198 dan
 8/114, Muslim, 2/67,  Abu ‘Awanah, 1/399, Ahmad, 6/80,  121, 255 dan 
lainnya)
Kalau begitu kafir dong yang suka ziarah di makam-makam wali dan tempatnya di neraka.
Eits…, tunggu dulu. Untuk menghukumi  
seseorang secara khusus kafir butuh  tahapan dan tidak asal dia  
melakukan perbuatan kekafiran langsung dicap  kafir, siapa yang  
melakukan bid’ah dicap ahlul bid’ah. Harus diteliti  terlebih dahulu  
apakah pelakunya sudah diingatkan atau belum.
Terlebih lagi masalah neraka dan syorga  
ini adalah rahasia Allah, bahkan  kepada orang non-Islam yang masih  
hidup kita tidak boleh berkata “kamu  masuk neraka!”, karena bisa saja  
di akhir hidupnya dia bertaubat dan  diampuni dosa-dosanya oleh Allah.
***
Sumber: Klik di Sini






 
 




3 komentar:
perbedaan pendapat memang banyak , tapi ambil sisi positif nya saja
kalau memasukan hadist coba yg lengkap matan dan sanadnya serta yg paling penting adalah asbabul wurudnya....karena bnyk muslim yg cuma baca kontens atau tekstual tapi gak ngerti tujuan hadist itu secara benar....sehingga sangat mudah men cap ahlul bid'ah dan lain2...padahal keilmuannya hanya sebatas mengkoleksi dan menggabungkan teks hadist dan ayat saja...
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...
Posting Komentar
Dilarang meninggalkan komentar yang berbau Politik, dan berkomentarlah dengan ahsan. Barakallahu fiikum....