Oleh: Syaikh Salim bin 'Ied Al Hilaly 
Sesungguhnya  salafiyah meniadakan untuk uluran apa saja kepada Hizbiyah Siasiyyah (gerakan  politik) yang menjadikan kekuasaan sebagai tujuan dan bukan sebagai wasilah  (perantara), mereka yang berusaha mencapai kekuasaan dengan segala makar,  kelicikan dan tipu daya, serta menjadikan Islam sebagai syiar (simbol). Jika  mereka telah mencapai apa saja yang diinginkan, merekapun berpaling dari jalan  Islam ! 
Yang demikian itu karena makna  politik didalam benak mereka adalah : “kemampuan  memperdaya dan menipu, dan seni membentuk jawaban-jawaban yang bermuatan  (politis), serta perbuatan-perbuatan yang mempunyai halusinasi, yang diibaratkan  dalam bentuk bejana yang diletakkan didalamnya baik itu warna, rasa dan  baunya.”
Politik seperti ini dalam pandangan salafiyyin (mereka yang  mengikuti pemahaman salafus shalih) serupa dengan kemunafikan ; karena dalam  politik seperti ini ada sikap tidak konsisten pada aqidah, mereka mengotori jiwa  Islam, merusak keimanan, melepaskan ikatan Al-Wala' (loyalitas) dan Al-Bara'  (kebencian), serta menipu kaum muslimin, para dai yang fajir (jahat) tersebut  menjadikan politik sebagai tangga saja, mereka menggembor-gemborkan dakwaan  untuk menolak kedzaliman, menolong kaum muslimin, meringankan bahaya atau  menghilangkan kemungkaran. Dan kami telah melihat kebanyakan  mereka itu berubah dan tidak merubah. Dan orang yang berbuat seperti  cara mereka, tidak akan keluar dengan selamat dari  permainan politik, dan tidak akan kembali dengan kemenangan. 
Akan tetapi  hal ini tidak berarti bahwa salafiyah (dakwah yang menyeru kepada Al Qur’an dan  sunnah dengan pemahaman sahabat nabi) tidak memperhatikan urusan kaum muslimin,  tidak memahami keadaan/kondisi mereka, tidak berusaha dengan sunguh-sungguh  memulai kehidupan Islam yang berlandaskan kepada Manhaj Nubuwah (ajaran nabi),  kemudian setelah itu mewujudkan hukum Allah dimuka bumi, agar agama itu  seluruhnya menjadi milik Allah tiada sekutu bagi-Nya, agar tersebar keadilan  dimana-mana. Oleh karena itu salafiyah menjadikan hal diatas sebagai salah satu  dari tujuan-tujuannya, berusaha merealisasikan, beramal untuk mencapainya, serta  mengajak kaum muslimin, khususnya para da’i “salafi” untuk bersatu diatasnya,  agar kalimat mereka satu.
Meskipun demikian, kami melihat sebagian orang  yang masih ingusan, menyangka/menuduh bahwasan dakwah salafiyah pada saat ini  tidak ada politik didalam manhajnya ! dia beralasan bahwa memulai kehidupan Islam bukan dari tujuan  mereka, yang tercantum pada sampul belakang kitab-kitab  mereka.
Sesungguhnya tuduhan ini hanyalah untuk merobohkan dakwah  Salafiyyah, sekalipun ia berusaha mengatakan akan  mendirikannya, semua itu ia lakukan untuk mengelabui teman-temannya. Dibawah ini  ada keterangan yang sepatutnya untuk diketahui :
1. Sesungguhnya memulai  kehidupan Islam diatas Manhaj Nubuwah (ajaran nabi) dan menumbuhkan masyarakat  Rabbani, dan merealisasikan hukum Allah dimuka bumi adalah hal yang ditegaskan  oleh dakwah salafiyah dengan (tiada rasa harap dan takut), karena dakwah  salafiyah akarnya kembali kepada generasi sahabat, dan metodenya adalah  dasar-dasar yang telah ditetapkan oleh ulama Rabbani. Manhaj salafiyah dalam  merubah adalah seperti para sahabat nabi dan ulama, yaitu dengan mengikuti sunnah bukan berbuat bid’ah. Dan manhaj seperti ini bertolak  belakang dengan dakwah-dakwah masa kini yang mendakwahkan telah mendahului dalam  segalanya dan dakwah-dakwah ini bagaikan tunas yang  telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi tidak dapat tegak  sedikitpun.
2. Sesungguhnya tujuan umum yang ditegaskan dakwah salafiyyah  semuanya untuk merubah (kepada yang baik) :
-  Mengembalikan umat kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman sahabat Nabi  , ini adalah merubah kondisi umat.
- Membersihkan kotoran yang masih melekat  pada kehidupan kaum muslimin berupa kesyirikan dengan berbagai macam bentuknya.  Memperingatkan mereka dari perbuatan bid'ah yang munkar dan pemikiran-pemikiran  batil yang masuk, mensucikan sunnah dari  riwayat-riwayat yang dha’if dan palsu yang mengotori kebersihan Islam dan  menghalangi kemajuan kaum muslimin, ini dalam rangka merubah kondisi umat.
-  Menyeru kaum muslimin untuk mengamalkan hukum-hukum Islam, berhias dengan  keutamaan-keutamaan dan adab-adab agama yang membuahkan ridha Allah didunia dan  akhirat, serta mewujudkan kebahagiaan dan kemuliaan bagi mereka : ini juga dala rangka merubah kondisi umat.
- Dan  sesungguhnya menghidupkan ijtihad yang benar sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah  serta pemahaman sahabat Nabi untuk menghilangkan sikap fanatik madzhab, serta  melenyapkan fanatik golongan agar kaum muslimin kembali bersaudara, dan bersatu  diatas ajaran Allah sebagai saudara, ini juga merubah kondisi umat.
3. Ini  yang pertama, adapun hal lainnya, sesungguhnya tujuan-tujuan itu semuanya untuk  memulai kehidupan Islam akan tetapi diatas manhaj  Nubuwah (metode nabi), dan penyebutan masalah ini pada pembahasan setelahnya  adalah termasuk dalam bab penyebutan hal yang khusus sesudah hal yang  umum.
4. Adapun sesudah itu sesungguhnya salafiyin menempuh manhaj (metode)  perubahan berdasarkan Al-Qur'an yang tidak terdapat kebatilan didalamnya yaitu  firman Allah : 
"Sesungguhnya Allah tidak  merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah diri-diri mereka." (Ar-Ra'du  11)
Maka medan perubahan ini adalah jiwa-jiwa manusia  agar jiwa-jiwa itu tegak, istiqomah diatas manhaj Allah  , dan siap untuk menjadi pemimpin.
Allah telah berjanji untuk  mengokohkan (Islam dan kaum muslimin) tapi dengan syarat mereka mau merubah  diri-diri mereka sendiri : 
"Jika kalian  menolong Allah niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan  kalian." (Muhammad 7)
Oleh karena itu kami melihat guru kami Syaikh Al-Albani  memuji kata-kata yang masyhur dibawah ini :  
"Tegakkanlah daulah Islam dalam jiwa-jiwa kalian niscaya daulah Islam  itu akan tegak dibumi kalian." 
Beliau memuji kalimat  tersebut karena sesuai dengan Al Qur’an dalam metode memperbaiki masyarakat  bukan lantaran beliau terpengaruh dengan pencetusnya.
Barangkali  ada orang yang akan berkata : Sesungguhnya metode  “Tasfiyah dan Tarbiyah” (mensucikan dan mendidik) itu tidak jelas, untuk  orang-orang seperti ini telah dikatakan : "Sesungguhnya manhaj ini lebih terang  dari matahari akan tetapi terkadang mata mengingkari cahaya matahari karena  tertutup dengan debu."
Sesungguhnya manhaj ini adalah metode Rasulullah  yang Allah mengutus beliau untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada  cahaya dan melahirkan umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh  kebaikan serta melarang kemungkaran dan beriman kepada Allah  :
"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul  diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya pada mereka, mensucikan mereka  dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (As-Sunnah)." (Al-Jumu'ah  2)
Sesungguhnya ini adalah ilmu dan tazkiyah (pensucian) dan kita tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan tasfiyah (pemurnian), dan  sekali-kali tidak akan bisa mewujudkan pensucian melainkan dengan tarbiyah  (mendidik).
Ini adalah pemahaman para pewaris Nabi, umat yang adil, yang mana  Allah menyingkapkan kekaburan dengan mereka dan menghilangkan serta  menghancurkan kezaliman, sebagaimana hal ini disebutkan dalam hadits yang hasan :
"Ilmu ini akan dibawah oleh orang-orang yang  adil, mereka meniadakan penyimpangan orang-orang yangmelampaui batas,  melenyapkan orang-orang yang batil dan orang-orang yang bodoh."
Manhaj salaf  menyelamatkan para pemuda/generasi umat dari jaring-jaring hizbiyyah,  sebagaimana dalam hadits Bukhari dan Muslim  :
"Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu sesudah Allah memberikan  kepada kalian akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan kematian para ulama hingga  jika tidak tersisa seorang ulama manusia menjadikan pemuka-pemuka mereka  orang-orang yang bodoh lalu mereka ditanya maka mereka berfatwa tanpa ilmu  hingga mereka menyesatkan dan mereka sendiri tersesat." 
Dakwah salafiyah tidak mengarahkan untuk bentrok (secara frontal)  dengan para penguasa dan undang-undang karena dakwah ini menginginkan perbaikan  dan bersungguh-sungguh dalam memperbaiki. Karena hukum  dan penguasa bukanlah tujuan menurut dakwah salafiyah tetapi hal itu adalah  wasilah / sarana untuk beribadah kepada Allah semata dan agar agama ini menjadi  milik Allah seluruhnya.
Bentrok dengan penguasa / kudeta dapat  mengakibatkan urusan yang lebih besar, jika tidak percaya maka lihatlah  fakta!
Demikian juga sesungguhnya peraturan Islam harus mempunyai penopang  dan pembela dari rencana busuk musuh-musuh Islam dan para dai yang menghalangi jalannya :
“Dialah yang menguatkanmu  dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang yang beriman.” (Al anfal : 62)
Dan tidaklah kaum muslimin menjadi penopang  para rasul sesudah Allah, melainkan jika mereka terdidik diatas manhaj  Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau (semoga Alla h meridhai mereka)..(contoh) jihad Afghanistan, jihad ini mempunyai pembela dan  penopangnya dari rakyat Afghanistan...akan tetapi kaidah tasfiyah dan tarbiyah  ini terlalaikan dengan perlawanan (terhadap musuh) sebelum tarbiyah, sehingga  tatkala mencapai singgasana kekuasaan bercerai-berailah sesudah sebelumnya kuat,  bermusuhan diantara mereka dan mereka menjadi lemah, dan hilang kekuatan mereka,  runtuh dan hancur, dan para musuh pengintai mereka menunggu  kesempatan....
Jika demikian (kenyataannya) haruslah  dilakukan tashfiyah (pembersihan) dan tarbiyah (pendidikan) diatas manhaj Nabawi  yang bersih yang terlahirkan darinya generasi yang menjadikan Muhammad dan para  sahabatnya sebagai panutan.
Disamping itu sesungguhnya salafyin tidak  mengingkari orang-orang yang melakukan perubahan, akan tetapi mereka mengingkari  metode perubahan, yang tidak bisa “mengenyangkan dan tidak bisa menghilangkan  rasa lapar”, bahkan orang-orang yang tergesa-gesa dan orang-orang yang mengambil  manfaat (dunia) menaiki metode itu untuk mengorbankan para pemuda muslim, mereka  membuat kerusakan yang pada akhirnya mereka berguguran di sarang musuh dengan  sebab ketergesa-gesaan mereka, dan sunnah Allah menimpa mereka sebagaimana yang  dikatakan para ulama :
"Barangsiapa tergesa-gesa sebelum waktunya maka  diharamkan mendapatkannya."
Salafiyyun menolak  metode-metode yang mendukung ahli batil serta menghina kaum muslimin menjadikan  kaum muslimin berpecah-pecah, berkelompok-kelompok (berpartai-partai),  permusuhan diantara mereka sangat sengit. Kemudian  dilecehkannya aqidah serta syariat Islam.
Inilah yang diingkari  salafyyin, dan mereka selalu memperingatkan darinya, pendorong mereka dalam hal  ini seluruhnya adalah firman Allah :
"Aku tidak  bermaksud kecuali mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada petunjuk bagiku melainkan denga pertolongan  Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya  kepada-Nyalah aku kembali." (Hud : 88) 
Dan  Allahlah yang menjanjikan……..
Maraji':
Diterjemahkan dari majalah al-Asholah edisi 18 hal  29 






 
 




2 komentar:
Ana tertarik dengan perkataan
"Barangsiapa tergesa-gesa sebelum waktunya maka diharamkan mendapatkannya."
Ini hadits atau perkataan ulama ya akh?
itu perkataan para Ulama' yaa akhil kariem.... Barakallahu fiikum....
Posting Komentar
Dilarang meninggalkan komentar yang berbau Politik, dan berkomentarlah dengan ahsan. Barakallahu fiikum....